Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI menjadi kekuatan yang membuat masyarakat Tanah Air rela mati untuk mendapatkan kemerdekaannya. Perlawanan dilakukan sejak tahun 1509 di Malaka. Fatahillah menjadi sosok utama yang mengaungkan perlawanan besar di masa itu. Setelah lama melakukan perang dengan Porugis. Serangan kembali terjadi dengan masuknya tentara Belanda. Tujuan mereka menguasai Indonesia adalah mengambil rempah-rempah dan SDA lainnya. Kekejam Belanda belum berakhir, sebab tentara Jepang datang sebagai penolong yang menyamar. Mereka melakukan penindasan lebih kejam dari yang dilakukan oleh Belanda. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Jepang menyerah di Perang Pasifik. Kondisi tersebut yang membuat Jepang melepaskan Indonesia.
Tanggal 16 Agustus 1945, kelompok muda melukan perundingan dan menculik Sukarno Hatta ke Rengkasdengklok. Hal ini dilakukan untuk menekan beberapa tokoh menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada waktu itu, Sultan Syahrir, Sukarni, Chairil Saleh, dan rekan muda lainya mendesak untuk segera melakukan proklamasi. Setelah perdebatan panjang, rombongan langsung pergi ke Jakarta guna menemui Laksamana Maeda. Mereka membahas semua kesepakatan, dan menyusun semua konsep selesai. Sayuti Melik bertugas mengetik naskah dan dibacakan keesokan harinya. Yaitu, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Acara dilakukan di Jl. Pengangsaan Timur No.56. Setelah teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno, bendera Merah Putih yang dijahit ibu Fatmawani dikibarkan oleh prajurit PETA.